Catatan Polem | Ferdian A. Majni
malam begitu pekat,
bayang-bayang semipurnama masih bergelantungan dalam bingkai jendela. Jeritan-jeritan anjing dalam kolong jembatan masih terngiang di otak kanan ku. Tak kusangka, kau akan menyekat Desember dan Januari dengan usia mu, begitu remuk hati yang menanti tubuh-tubuh kaku di ujung kampung.
kita tak pernah mendengar ucap perpisahan mu, dalam semalam kau berlalu. Adakalanya kita begitu benci pada tingkah-tingkah bejat, namun bukan-kah manusia tak ada yang sempurna. Kau terus menggunjing tatkala aku masih rapuh.
hendak ke mana berlabuh hati yang penuh luka, tak sempat terobati lalu luka-luka lain terus teluka. Lamat-lamat pada langit yang tak bersangga, duka menyeruak.
semilir angin mendayu pada lengkungan bulan sabit, lalu aku kalap dan berlari terbirit-birit. Usah kau maki negeriku, lekas bekuk pelakunya.
Banda Aceh, 10 Januari 2012
0 komentar:
Posting Komentar