Episode I
"Seorang pemuda kampung yang telah lama melang-lang buana di rantau, kata si Emak- Polem lahir dengan saudara kembar tapi sampai tulisan ini disebarkan, kembarannya endak tahu dimana. mungkin itu salah satu motivasinya kelayapan se-antero bumi, guna menemukan saudara kembarnya, Nah Episode kali ini Polem mengusung misi -wanted my twins-, simak perjalanan serunya yang dibumbui aksi konyol bin norak dan lugu bin cool ala Polem, sampai-sampai ia kebelet cinta, Lho!"
Memang kadangkala kita merasa sedih, cemburu, iri atau apalah namanya mengenai penyakit hati itu. Polem sendiri, akhir-akhir ini merasakannya. Mungkin itu ada pengaruhnya terhadap kebiasaan Polem yang selalu menghabiskan malam - dengan ngopi bersama rekan-rekannya. Nah, apa mau dikata, toh Polem juga Manusia kan?
Alkisah ini berawal tatkala Polem melewati sebuah Fakultas di Universitas Jantong Hatee Rakyat Aceh itu. Pagi nan Indah itu Polem hendak menemui salah seorang rekannya di Fakultas H. Polem hanya menuliskan inisial H saja, takut menebar fitnah dan mencemar nama baik fakultas tersebut.
Baik, biar pembaca tak terlalu bingung dan menerka-nerka. Fakultas H adalah salah satu yang tertua di kampus itu. tepat di depan lorong masuk fakultas H, Polem berhenti dan melirik ke arah tukang parkir di sana. Polem memakirkan motor orange-nya. Melepaskan helm lalu bercermin sebentar, dan ia merapikan rambut lurusnya dan memeriksa sesuatu di giginya. Aman.
Polem pun mengeluarkan hape-nya dari saku celana jins. mencet sana-sini mencari nomor tujuan dan ia menghubunginya.
Kemudian.
"Tut bruuuuut".........Suara dari lospiker hape
Polem coba lagi. 3x
"Tut bruuuuut"........Suara yang sama dari benda yang sama
(dalam hati) Duh, gue ditipu nih, suara nadanya aneh gitu.
Sambil tetap bergaya di samping motor, Polem ngelirik kanan-kiri. dan tepat di depannya terlihat sebuah kantin, tak butuh waktu lama pantat Polem sudah nanjep atas kursi kantin itu.
" Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrggg......." Polem meringis kesakitan.
Ia menoleh. Dengan biadabnya sebuah sendok garpu merobek celanan Jinsnya-(bukti celana jins palsu)-tembus ke dalam, persis bergelantung di antara kedua pahanya-(jangan dibayangkan, hanya dilakukan oleh ahli)-tapi dalam kesakitannya ia masih beruntung-(Baca: untong-kebiasaan orang Aceh).
Nah, bisa langsung ditebak, semua mata di dalam kantin itu tertuju padanya, Polem nyengir salah kaprah. dan langsung mencari posisi lain. Rupanya sepasang mata lentik belum beranjak memperhatikan Polem.
Mata lentik itu berubah menjadi wajah yang anggun, hidungnya mancung, dagunya tirus, bibirnya merah merekah dan senyumannya begitu indah seperti lengkungan rembulan yang bertabur bintang.
(Bersamabung.........)
0 komentar:
Posting Komentar