Catatan Polem | Ferdian A. Majni
beribu-ribu maaf akan kupinta pada setiap telinga-telinga mu, aku telah kalah dalam duka yang menjelma nestapa. Warna – warna pelangi kian memudar dalam dekapan fatamorgana. Sedangkan aku masih memaksanya melukis di langit negeri ini, menjelang rinai hujan atau setelah badai melanda.
setelah album-album pertikaian puluhan tahun ditutup dan gelombang tsunami mulai surut, kita masih tertatih tak kuasa berjalan apalagi berlarian. Sedangkan kau merampas album-album kita yang masih belia, kau mengusik perdamaian negeriku.
aku termangu, nyanyian-nyanyian itu terus mengalur. Serdadu-serdadu negeriku terengah-engah berlarian dengan alamat palsu. Luruh tak tertahan, pada jiwa-jiwa yang ketakutan dan pada raga-raga yang bersimbah darah.
kau pilah-pilah isi kepala milik kepala negeriku lalu kau cegat dan terburai di sepanjang perbatasan. Tak kusangka kau salah mengartikan pemberian tulus itu.
Banda Aceh, 9 Januari 2012
0 komentar:
Posting Komentar