. Syarifah Munira, Wakil Inong Duta Wisata Pengagum Cut Nyak Dhien ~ Catatan Polem
animated gif how to

Minggu, 19 Februari 2012

Syarifah Munira, Wakil Inong Duta Wisata Pengagum Cut Nyak Dhien


Oleh Ferdian A. Majni
"Ira ingin menjaga marwah Aceh walau bukan dengan mengangkat senjata, tapi lewat cara Ira sendiri. Ira ingin masyarakat luar itu kenal Aceh bukan karena kekerasannya, tapi Aceh itu sangat bersahabat bagi siapa saja,” ujarnya.
Di bawah gemerlap lampu sorot, gadis itu tak henti memamerkan gigi putih dan menebarkan senyum dari bibir tipis bergincu merah. Mengenakan busana adat Aceh, ia melenggang di atas panggung layaknya seorang model.
Malam itu, 24 September 2011, gadis itu unjuk kebolehan di depan dewan juri yang menatap setiap geraknya dengan mata tak berkedip. Hasilnya, ia dinobatkan sebagai Wakil Inong Duta Wisata Banda Aceh.
"Ira tak menyangka bisa menjadi runner up," ujarnya dengan rona merah di pipinya ketika ditemui The Atjeh Post di rumahnya, Minggu, 19 Februari 2012.
Malam itu, Syarifah Munira, gadis semampai itu resmi menyandang tugas barunya: mempromosikan potensi wisata Kota Banda Aceh.
Syarifah Munira yang akrab disapa Ira memang punya bekal cukup menjadi duta wisata Aceh. Kulitnya putih. Wajah tirusnya selalu memamerkan keramahan. Gayanya tenang meski sesekali ia berbicara cepat. “Ira ngomongnya emang rada cepat dan mungkin faktor itu Ira menang di kontes baca berita” ujarnya kembali memperlihat gigi putihnya.
Ditemui di rumahnya di kawasan Rukoh, Darussalam, Ira baru saja selesai salat Asar. Sisa-sisa air wudhu masih membekas di kulit wajahnya yang cerah.
Sore itu, gadis setinggi 170 sentimeter itu memadukan baju gamis bermotif batik warna merah dan celana hitam, seolah hendak menutupi postur tubuhnya yang cenderung kurus. “Padahal  ira tergolong rakus dalam urusan makanan namun tetap badannya tidak berisi” ujarnya tergelak.
Bagi Ira, tugas sebagai Duta Wisata adalah impiannya. Sebab, selain gemar travelling, ia juga selalu tertarik dengan objek wisata.
Sebagai Wakil Duta Wisata Banda Aceh, Ira ingin ikut membangkitkan geliat pariwisata di Aceh, khususnya Banda Aceh. Ia pun ingin mengembalikan daya tarik Museum Aceh yang seolah tenggelam setelah hadirnya Museum Tsunami.
”Sebenarnya Aceh itu adalah cikal bakal dari segala sesuatu yang ada di Museum Aceh itu sendiri,” kata penikmat martabak aceh itu.
Buah hati pasangan almarhum waled Said Hasan Yusuf dan ummi Cut Ansari ini mengatakan, Aceh punya segalanya untuk memajukan sektor wisata: alam yang indah, dan kultur yang unik. "Kemegahan masjid raya Baiturrahman dan budaya kanduri maulidnya yang kental karena dirayakan sampai setiap pelosok desa di Aceh."
Meski statusnya sebagai Duta Wisata Banda Aceh, rupanya Ira juga ikut mempromosikan wisata Aceh Besar dan Sabang. Ira pun ikut mempromosikan Masjid Raya, Meseum Aceh dan Meseum Tsunami, hingga aneka kuliner Aceh. Khusus soal kuliner, Ira menjagokan ayam tangkap dan gulee pliek u akan go nasional, bahkan internasional. "Karena racikannya diolah dengan begitu banyak rempah-rempah dan bumbu-bumbu khas Aceh," ujarnya.
Sebagai Duta Wisata, Ira juga menaruh perhatian terhadap pelestarian lingkungan. Kata dia, kepedulian masyarakat Aceh terhadap lingkungan masih kurang, terlebih jika ada keramaian. Ia pun sering geregetan sendiri ketika melihat orang membuang sampah sembarangan.
“Padahal itu dapat memperburuk citra Aceh di mata dunia. Harus ditanamkan kecintaan terhadap lingkungan dan kebersihan sejak dini,” kata dara bungsu dari 6 bersaudara itu.
Meski kesibukannya sebagai Duta Wisata cukup menyita waktu, namun Ira tak melupakan pendidikannya. Bahkan, ia kuliah di dua tempat sekaligus: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, serta Ekonomi Unsyiah.
“Alhamdulillah, pada 24 November lalu Ira telah diwisuda dan meraih gelar D-III Akuntansi” ujar dara kelahiran 1 November 1990 ini.
Di kampusnya, ia pun aktif sejumlah organisasi kampus seperti perhimpunan mahasiswa Himaka Fakultas Ekonomi Unsyiah.
Soal berorganisasi ini, sejak di bangku SMP 8 Banda Aceh, ia menjadi salah satu ketua OSIS bidang budi pekerti luhur. Begitu pula saat di SMA 5 Banda Aceh, ia adalah Sekretaris OSIS bidang bela negara.
Selain Duta Wisata, semasa di bangku sekolah, Ira sering memenangkan sejumlah perlombaan. Pada tahun 2008, Ira meraih juara pertama dalam kontes News Reading yang diselenggarakan oleh Nikoya 106 FM Banda Aceh. Ia juga perwakilan SMA 5 dalam ajang Paskibraka daerah Provinsi Aceh.
Namun dalam berbagai kompetisi yang Ira ikuti, adakala ia gagal, seperti saat seleksi pemilihan pramugari haji pada 2009 lalu. Ia sempat down dan kecewa, sampai-sampai ia sempat malas ikut kompetisi lain di tahun berikutnya.
Untungnya, itu tak berlangsung lama. Terinspirasi oleh pejuang wanita Aceh Cut Nyak Dhien yang tak kenal putus asa, Ira pun kembali menata hati. Di matanya, wanita Aceh berjiwa pemberani dan pantang menyerah.
"Ira ingin menjaga marwah Aceh walau bukan dengan mengangkat senjata, tapi lewat cara Ira sendiri. Ira ingin masyarakat luar itu kenal Aceh bukan karena kekerasannya, tapi Aceh itu sangat bersahabat bagi siapa saja,” ujarnya.
Ira pun mengajak gaminong Aceh untuk mengikuti jejaknya, tak takut melangkah ke kompetisi apapun. Baginya, rasa rakut hanya datang saat membaca persyaratan dari panitia tersebut. "Yakinlah itu bisa kita jalanin dengan sebaik mugkin. Karena juri-jurinya pun bakal bersikap biasa saja kalau kita santai dan tenang dalam proses seleksi," ujarnya.
Selain itu, kata Ira, siapkan metal, update pengetahuan terbaru dan  punya bakat seni, “Pastinya bisa bahasa Aceh dan lebih bagus lagi bisa bahasa asing selain bahasa Inggris,” terang pemilik akun facebook iera_azzahir@yahoo.com ini.
Berani mencoba? “Mari Belajar dan hadapi tantanganmu,” kata Ira sambil melepas tawa.[]

Related Posts by Categories



0 komentar:

Posting Komentar