Catatan Polem | Ferdian A. Majni
Buku “ Merdeka 100%” merupakan karya Tan Malaka yang paling kontradiktif dan penuh gairah. Mengulas tentang ekonomi dan politik dalam gaya naskah drama, dimana percakapan antara tiga tokoh yang oleh Tan dijuluki “para pendakwa modern”, yaitu: Godam (wakil kaum buruh), Pacul (wakil kaum tani), Denmas (wakil priyayi), Toke (wakil kelas pedagang), Mr. Apal (wakil kaum intelektual).
Dia menjelaskan perjuangan kemerdekaan yang telah didapatkan oleh Indonesia bukanlah tujuan terhadap kemerdekaan itu semata, namun lebih kepada bentuk Negara Indonesia Merdeka kedepan. Melalui dialognya dengan lima tokoh itu , kita dapat menelaah dan merenungkan kembali maksud dari Merdeka 100% tersebut.
Tan yang berasal dari keturunan Minang Kabau, dalam keseharianya sangat religus apalagi sejak kecil dia hidup dalam lingkungan pesantren. Buku ini dia tulis dalam suasana peperangan besar di Surabaya pada tahun 1945 setelah sebelumnya Tan Malaka berkeliling Jawa. Pertempuran Surabaya ini memberikan inspirasi untuk menulis tiga buah brosur: Politik, Rencana Ekonomi, dan Muslihat.
Seorang dosen tamu di Fakultas Ushuluddin IAIN Ar Raniry, Banda Aceh asal Thailand, Soleh Jehsoh menilai buku karya Tan Balaka beralur sederhana namun cenderung berat.
Dewasa ini, seharusnya buku “Merdeka 100%” ini patut menjadi bacaan setiap kalangan. Seperti kebijakan dan kepentingan ekonomi dari negara-negara maju yang akhir-akhir ini semakin parah, eksploitasi kekayaan alam Indonesia secara besar-besaran yang lebih banyak merugikan negara kita, secara tidak langsung telah memberi dampak buruk bagi kesejateraan rakyat Indonesia.
Mungkin dengan membaca kembali buku ini, sedikit memberikan gambaran kepada kita akan hakikat kemerdekaan yang seutuhnya yang dijelaskan Tan dalam bukunya ini.Namun yang disayangkan, generasi muda terutama siswa dan mahasiswa kurang begitu mengenal Tan Malaka. Tatkala Rezim Orde baru berkuasa, nama Tan Malaka telah dihilangkan sedemikian rupa dari buku ajar sekolah dan universitas hingga saat ini. Hal ini sempat mengundang keprihatinan dari Asvi Warman Adam (sejarawan) yang mengatakan bahwa pada dasarnya Perjuangan Tan Malaka penting untuk dikenal oleh generasi muda.
Sekiranya dengan membaca buku ini, dapat menggugah hati dan pikiran kita untuk kembali mengenal makna merdeka dan lebih memahami apa arti kemerdekaan yang sesungguhnya.
0 komentar:
Posting Komentar