Suatu senja di peraduan kota
hati itu terlanjur berdusta
pada jiwa yang menguyah duka
di perempatan jalan menggantung hidup
pada raga yang menguyah luka
hanya puing-puing tanpa rekah bahagia
yang menyisakan jejak hari esok
tatkala penguasa mendekap jeritan sunyi
(Banda Aceh, 17 Februari 2011)
(Dimuat di Harian Aceh Edisi Minggu, 6 Maret 2011)
0 komentar:
Posting Komentar