Pada siang yang gerah, lalu hilang
saat malam tengadah menghadap keharibaan
aku termangu, lalu hilang dilalap pekat
belum sempat kumengadu
dengan nafas terengah
kurangkum segala potret
yang hidup dalam perjalanan pongah
Gamang ku pijak dunia itu
harapan tinggal gulita
mungkin inilah takdirku
yang memahat dosa
atas seribu kata yang pernah kaujanjikan
Bila saja malam ini kau melihatku
menyusuri jalanan lengang
meronta saat lapar menghujam
bahkan membunuh saat jiwa terancam,
Ah…
(Jakarta, 12 November 2010)
(Dimuat di Harian Aceh Edisi Minggu, 6 Maret 2011)
0 komentar:
Posting Komentar