Catatan Polem | Ferdian A. Majni
Setelah diselimuti angin malam, tubuhku tak lekas terlelap
aku masih terngiang kecupan terakhir tatkala rinai hujan turun
ia kembali pada asalnya, di langit ketujuh yang tak lagi beratap
sayap-sayap patahnya telah ia temukan, begitu juga selendang putih
yang telah lama kusimpan
kau pergi setelah sebelas tahun bersamaku
waktu yang cukup panjang untuk sekedar menghabiskan secangkir cokelat hangat
yang kau petik dari keringat kita
aku tak sanggub menghapus kesedihan di wajahmu
tak juga sempat menghitung pahatan keriput di tubuhmu
jika aku masih bernafas, aku ingin kau datang kembali tatkala hari ke-sebelas
bulan ke-sebelas juga tahun yang berunjung sebelas
itu demi kebahagiaan kita, sayang!
Darussalam, 11 November 2011
0 komentar:
Posting Komentar