Sepatu itu melangkah melewati kaki yang bertelanjang di atas kerikil
membiarkan jutaan mata mengikuti bahasa tubuhnya
sandiwara yang berpindah dari tangan ke tangan
menjadi persembahan mahkota tertinggi di negeri ini
jiwa telah di rasukin dosa dosa yang tak terampuni
nafsu yang terus merong-rong kehidupan
membuat yang hilang takkan kembali
keangkuhan diktator yang mengaku anak bangsa
dengan sadar kau jamah tubuh bangsaku
tak peduli airmata menetes di sudut pelosok
jerit suara yang melengking tak pernah terdengar
padahal daratan luas, lautan yang dalam tak pernah sepi
semua terkuras habis tanpa ada yang peduli
aktornya adalah mareka yang terhormat, mareka yang terpilih, mareka yang punya kuasa sedangkan kami yang jelata hanya bisa terpahat di ujung kegelapan negeri
boneka boneka kecil yang terikat kuat oleh tangan-tangan besi
tak daya melawan, karena jiwa dan raga ini tak lepas dari maut
takzim jelata tak pernah terbalas sampai esok
dengan wujud pahlawan kau perkosa jelata, kau bunuh indonesia
dunia luar hanya tersenyum melihat moral anak bangsa
yang buta tak melihat, yang tuli tak mendengar, yang bisu tak bicara, karena hidup untuk jabatan, harta dan kesenangan yang fana
Indonesiaku menangis, Indonesiaku terkutuk, Indonesiaku pecundang
bila Indonesiaku masih dalam genggaman penghianat bangsa, jelmaan iblis yang tak takut akan azab Ilahi ….
aku tak tau korupsi, aku tak menggenal koruptor, mungkin mareka manusia juga ?
Banda Aceh, 19 April 2010
0 komentar:
Posting Komentar