Aku terpana pada tangan yang bersaman di ujung Gayo
berpentas seribu harapan pada tarian yang terluka
ketika ia terkenal dan aku yang bersaman dilupakan
aku tak juga rapuh, bahkan menentang kekuasaan itu
kadang tanah kelahiranku diabaikan atau terhapus goresan peta
tatkala aku mengadu nasib pada jantung negeri malam
mengarak awan hitam itu menyangga puing bahagiaku
yang masih tersisa dari kebersamaan yang kelam
namun aku tersadar, betapa indahnya saman kita
tatkala seribu jemari hentakkan bumi yang sedang kemarau
menembus jarak yang tak terukur, mengukir jejak di jagat raya
untuk jiwa yang bertelanjang kaki
untuk raga yang bertelanjang jari
mengajarkan kita kesederhanaan, kebersamaan dan harapan untuk bersaman lagi
Darussalam, 20 Maret 2011
(Dimuat di Harian Aceh Edisi Minggu, 8 Mei 2011)
0 komentar:
Posting Komentar