Aku turun bersama ramai hujan malam itu
jiwanya berontak tak bahagia
mengeruk kesendirian yang misteri
matanya binar menatapku rakus
seumpama raja hutan lapar bertahun-tahun
desahannya ganas memuncah padang bulan
menerjang warasku bertubi-tubi
mencabik-cabik tubuhku tak utuh, nyata
kemana harus kumengadu atas pengharapan
yang tak berkesudahan ini
masih adakah, malaikat kecil yang peduli
pada kunang-kunang malam itu
yang menyusuri jalanan lengang
memagut ku kaku di pelukan senja
dan menerkam ku, menggoreskan tilas sembilu
di ujung dada yang terus berdegup
Banda Aceh, 10 Maret 2011
(Dimuat di Harian Aceh Edisi Minggu, 27 Maret 2011)
0 komentar:
Posting Komentar